Tahun 2023 Turun, Target Lifting Minyak RI 2024 Dipompa Naik Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membidik produksi minyak siap jual dalam negeri atau lifting minyak naik dari tahun ini. Diperkirakan, kenaikan produksi minyak bisa mencapai 635.000 barel per hari (bph).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi minyak yang diklaim terus turun dari tahun ke tahun.

“Lifting (produksi) migas bahwa sliding minyak jadi sudah sliding tidak terlalu tajam turunnya dari tahun kemarin,” ujar dia saat Konferensi Pers Capaian Kinerja 2023 dan Rencana Kerja 2024 Ditjen Migas, Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Dia menyebutkan pihaknya akan mengaplikasikan strategi khusus untuk bisa meningkatkan produksi migas dalam negeri khususnya untuk tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya. “Mudah-mudahan tahun ke depan dengan strategi khusus kita bisa naik (produksi), kalau gas dipengaruhi oleh infrastruktur dan offtaker-nya,” tambahnya.

Dengan begitu, dia menilai jika infrastruktur sudah terbangun dan sudah ada perusahaan yang menyerap produksi tersebut (offtaker) maka produksi migas dalam negeri bisa lebih optimal.

“Kalau infrastruktur sudah jadi, offtaker sudah ada, saya kira gambar ini sangat berubah karena sudah siap produksinya sudah ada tapi tidak maksimal karena dua masalah itu, infrastruktur dan yang membeli gas,” tandasnya.

Di sisi lain, Koordinator Pokja Pengembangan WK Migas Konvensional Ditjen Migas Ma’ruf Affandi mengatakan, masih ada optimisme untuk produksi migas di tahun 2024 ini bisa kembali melonjak.

“Kalau tren lifting ini sudah ditetapkan APBN 2024 itu asumsinya kalau untuk 2024 itu kan sudah ditetapkan disepakati pemerintah DPR 635.000 bph. Kalau dibandingkan 2023 atau realisasi ada peningkatan masih ada optimistisme lifting gas bumi akan terus meningkat,” kata dia dalam kesempatan yang sama.

Dalam catatan Kementerian ESDM, capaian produksi minyak siap jual atau lifting minyak di dalam negeri pada tahun 2023 mencapai 605.000 bph. Hal ini sejatinya tak mencapai yang ditargetkan pada tahun 2023 sebesar 660.000 bph.

Tak cuma di sektor minyak, lifting gas juga mengalami penurunan dan ada indikasi kelandaian. Tercatat realisasi lifting gas tahun 2023 mencapai 964 ribu BOEPD, lebih rendah dari asumsi 1,1 juta BOEPD.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengakui bahwa adanya tren penurunan lifting minyak di Indonesia, hal itu disebabkan belum adanya sumur-sumur baru pendukung produksi migas tersebut.

“Tren penurunan disebabkan belum memiliki sumber sumur baru yang memberikan tambahan produksi baru dari minyak mentah kita,” ungkap Menteri Arifin dalam Konfrensi Pers Capaian Sektor ESDM tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024, Senin (15/1/2024).

Agar tren penurunan tak begitu mendalam, Menteri Arifin menyebutkan bahwa pada tahun 2024 pihaknya memiliki program untuk menahan laju penurunan tersebut. Salah satunya adalah memanfaatkan sumur-sumur idle yang selama ini tidak diupayakan lagi namun masih potensial.

“Kita sudah minta kuartal I-2024 program ini sudah ada dan tinggal di launching. upaya untuk bisa melakukan optimasi dengan lifting dengan waterflood cemical itu kita dorong dan tentu saja untuk mengupayakan ini kita harus memikirkan policy atau kebijakan baru yang akan kita terapkan,” jelas Menteri Arifin.

“Dengan beroperasi Tangguh Train 3 kita bisa menahan dan di 2023 kita sudah mencatatkan discovery yang besar antara lain di Geng North yang bisa mengangkat lebih dari 5 tcf plus kondensat dan temuan eksplorasi di Andaman ada dua blok yg katakan lah masing-masing memberikan dua kali rata rata 5.5 tcf,” ungkap Menteri Arifin. https://kasikan12.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*