Jakarta, CNBC Indonesia – Rivalitas antara China dan Amerika Serikat (AS) memasuki babak baru. Kali ini, AS merasa terancam dengan besarnya impor bawang putih dari Negeri Tirai Bambu.
Baru-baru ini, Senator Florida Rick Scott baru-baru ini diejek secara online setelah mengatakan bahwa impor bawang putih China ke AS adalah “ancaman keamanan nasional”. Ini merupakan kesekian kalinya politisi Negeri Paman Sam menyampaikan bahayanya arus yang datang dari China, mulai dari balon, mesin kopi, hingga mahasiswa.
Alih-alih menjadi sesuatu yang aneh, hal ini sebenarnya merupakan hal yang lumrah bagi para senator Amerika untuk melakukan hal ini. Dalam satu atau lain cara, segala sesuatu yang berasal dari China dikaitkan kembali dengan cara yang jahat dengan konspirasi Partai Komunis dan tidak ada ruang untuk keadaan normal.
Analis politik Timur Fomenko menyampaikan bahwa memang pada dasarnya, politik Amerika didasarkan pada rasa takut. AS adalah negara demokrasi federalis yang sangat besar dengan lebih dari 300 juta penduduk, tinggal di wilayah yang sangat beragam dan dengan pandangan dunia yang terpolarisasi.
“Dahulu kala, negara mempunyai kekuasaan dan otonomi yang lebih besar dibandingkan saat ini. Namun perang saudara dan dampaknya menghasilkan arah politik yang mengarah pada sentralisasi kekuasaan eksekutif melalui berbagai cara,” paparnya dalam sebuah kolom di RT dikutip Jumat (15/12/2023).
Tren ini berlanjut hingga abad ke-20 dan pengaruh signifikannya adalah Perang Dunia I dan II, serta Depresi Besar. Ia memaparkan salah satu kekuatan pemersatu Negeri Paman Sam adalah rasa takut. Ini akhirnya membuat bawang putih saja dianggap sebagai masalah keamanan nasional.
“Bangkitnya rasa takut untuk mempertahankan persatuan dan kesesuaian di sebuah negara yang selama ini, dan khususnya saat ini, terpecah belah,” tambahnya.
Oleh karena itu, Timur mengatakan sejak Perang Dingin dan seterusnya, persenjataan rasa takut menjadi alat utama AS untuk melegitimasi tujuan kebijakan luar negerinya dan menegakkan persatuan bahkan di tengah perdebatan yang kontroversial di dalam negeri.
“Para pejabat Amerika belajar untuk mempersenjatai, membesar-besarkan, dan menggunakan rasa takut yang tidak rasional untuk menegakkan kesetiaan kepada negara dengan menciptakan teori konspirasi liar mengenai infiltrasi dan subversi,” tambahnya.
“Mereka juga menggunakan hal ini untuk menutup perdebatan politik dan membungkam perbedaan pendapat, dengan tingkat paranoia yang dijadikan senjata untuk mencegah kritik, sering kali dengan menuduh pihak yang mengkritik telah dikompromikan oleh pihak yang berlawanan atau tidak autentik dalam beberapa hal,” jelasnya.
Timur juga melanjutkan bahwa langkah politisi AS untuk menyebut bawang putih sebagai “ancaman keamanan nasional” sudah sepantasnya ditertawakan. Sehingga mengungkap keterbatasan taktik yang memicu histeria tersebut.
“Motif nyata Scott adalah mendorong penghapusan barang-barang pertanian China untuk melindungi produsen Amerika,” ujarnya lagi.
“Komentar Scott yang tidak masuk akal hanya menunjukkan betapa paranoia dalam politik AS sengaja bersifat oportunistik dan jarang didasarkan pada fakta,” ujarnya.
“AS melihat ketakutan sebagai senjata dan alat persuasi yang sangat ampuh untuk mendorong kesesuaian dan persatuan dalam tatanan politik yang terpecah belah dengan otoritas pusat yang terbatas secara konstitusional. Dan itu berhasil,” pungkasnya. https://ditanggung.com/